Contoh Proposal Mahasiswa Extrak Kulit Manggis
Seiring semakin meningkatnya permintaan daging unggas dan kemajuan teknologi, perbaikan potensi genetik ternak unggul semakin gencar dilakukan. Namun hal ini memberikan dampak yang cukup nyata dalam perubahan teknologi pakan dan manajemen pemeliharaan dari waktu kewaktu. Ayam cenderung lebih sensitif terhadap stres, nafsu makan, kebutuhan pakan, dan lingkungan.
Peningkatan suhu lingkungan melebihi kisaran zona suhu nyaman menyebabkan stres oksidatif. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme di dalam tubuh dan mampu menekan pertumbuhan ayam broiler. Kondisi heat stress pada broler umur 4 sampai 8 minggu yang dipelihara pada kandang terbuka, memberikan pengaruh terhadap penurunan terhadap konsumsi pakan, penurunan laju pertumbuhan, dan berpengaruh terhadap efisiensi pakan, kualitas karkas, dan imunitas ternak (Al-fataftah dan Abu-dieyeh,2007).
Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan upaya untuk memperbaiki performa pertumbuhan ayam broiler salah satu upaya untuk mengatasi stress oksidatif akibat cekaman panas pada ayam broiler adalah dengan pemberian antioksidan. Antioksidan dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi enzim yang rusak akibat radikal bebas selama aktivitas metabolisme normal. Antioksidan mengkonfersikan radikal bebas menjadi senyawa yang relatif stabil dan menghentikan reaksi berantai dari radikal bebas yang menyebabkan kerusakan (Zoboli et al., 2013).
Jenis antioksidan yang umum digunakan yaitu anti oksidan sintetik diantaranya butylatet hideroxyanisole (BHA) dan butylatet hyderoxytoluen (BHT), namun penggunaannya dapat menimbulkan dampak kerusakan hati dan karsinogenik jika diberikan dalam jumlah tinggi (Ito et al., 1985). Kekhawatiran terhadap aspek keamanan pangan zat antioksidan tersebut menyebabkan timbulnya kesadaran konsumen untuk mencari alternatif penggunaan anti oksidan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. Southgate (1997) mengemukakan bahwa penggunaan antioksidan alami jauh lebih efektif dibandingkan sintetik seperti BHA dan BHT.
Manggis (garcinia mangostana L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat (fitokimia) yang telah banyak dikenal sebagai bahan pengobatan tradisional di Indonesia. Chafanalikit et al. (2012) juga menambahkan buah manggis terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari 17% kulit luar, 48% kulit bagian dalam 31% daging buah, dan 4% tangkai buah. Lapisan dalam kulit manggis yang berwarna merah muda memiliki kandungan total fenol yang paling tinggi dari bagian lainnya (Chavanalikit et., 2012). Polivenol tersebut berupa senyawa xanthone dan tannin (Chavanalikit et al., 2012). Gutteridge dan Halliwel (2000) menambahkan, aktivitas antioksidan yang kuat berkorelasi dengan total kandungan senyawa fenol yang mampu mengikat senyawa radikal bebas.
Antioksidan menyumbangkan gugus hidrogen dari kelompok hidroksil fenolik dan memutus rantai radikal bebas dari oksidasi membentuk produk akhir yang stabil, yang tidak memulai atau menyebabkan oksidasi yang lebih lanjut. Xantone bertindak sebagai antioksidan primer yang bereaksi dengan radikal bebas dengan menyumbangkan ion hidrogen (Zarena dan Sankar, 2009). Selain sebagai antioksidan kandungan senyawa bioaktif kulit manggis juga memiliki banyak fungsi farmologis lainnya, diantaranya anti inflamasi, anti jamur, anti virus (Jinsart et al.,1992).
Mekanisme antioksidan dan anti bakteri zat additif yang terkandung dalam kulit manggis diduga mampu memperbaiki struktur vili – vili usus dalam proses penyerapan. Anti bakteri tanaman herbal mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen dalam usus (Velmurugan dan Citarasu, 2010). Kellems dan Churt (2010) menambah stimulasi additif pakan sebagai promotor efisiensi performa, dimana additif pakan membawa perubahan dalam saluran pencernaan yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan dalam saluran pencernaan yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan dan efisiensi pakan.
Peningkatan suhu lingkungan melebihi kisaran zona suhu nyaman menyebabkan stres oksidatif. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme di dalam tubuh dan mampu menekan pertumbuhan ayam broiler. Kondisi heat stress pada broler umur 4 sampai 8 minggu yang dipelihara pada kandang terbuka, memberikan pengaruh terhadap penurunan terhadap konsumsi pakan, penurunan laju pertumbuhan, dan berpengaruh terhadap efisiensi pakan, kualitas karkas, dan imunitas ternak (Al-fataftah dan Abu-dieyeh,2007).
Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan upaya untuk memperbaiki performa pertumbuhan ayam broiler salah satu upaya untuk mengatasi stress oksidatif akibat cekaman panas pada ayam broiler adalah dengan pemberian antioksidan. Antioksidan dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi enzim yang rusak akibat radikal bebas selama aktivitas metabolisme normal. Antioksidan mengkonfersikan radikal bebas menjadi senyawa yang relatif stabil dan menghentikan reaksi berantai dari radikal bebas yang menyebabkan kerusakan (Zoboli et al., 2013).
Jenis antioksidan yang umum digunakan yaitu anti oksidan sintetik diantaranya butylatet hideroxyanisole (BHA) dan butylatet hyderoxytoluen (BHT), namun penggunaannya dapat menimbulkan dampak kerusakan hati dan karsinogenik jika diberikan dalam jumlah tinggi (Ito et al., 1985). Kekhawatiran terhadap aspek keamanan pangan zat antioksidan tersebut menyebabkan timbulnya kesadaran konsumen untuk mencari alternatif penggunaan anti oksidan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. Southgate (1997) mengemukakan bahwa penggunaan antioksidan alami jauh lebih efektif dibandingkan sintetik seperti BHA dan BHT.
Manggis (garcinia mangostana L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat (fitokimia) yang telah banyak dikenal sebagai bahan pengobatan tradisional di Indonesia. Chafanalikit et al. (2012) juga menambahkan buah manggis terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari 17% kulit luar, 48% kulit bagian dalam 31% daging buah, dan 4% tangkai buah. Lapisan dalam kulit manggis yang berwarna merah muda memiliki kandungan total fenol yang paling tinggi dari bagian lainnya (Chavanalikit et., 2012). Polivenol tersebut berupa senyawa xanthone dan tannin (Chavanalikit et al., 2012). Gutteridge dan Halliwel (2000) menambahkan, aktivitas antioksidan yang kuat berkorelasi dengan total kandungan senyawa fenol yang mampu mengikat senyawa radikal bebas.
Antioksidan menyumbangkan gugus hidrogen dari kelompok hidroksil fenolik dan memutus rantai radikal bebas dari oksidasi membentuk produk akhir yang stabil, yang tidak memulai atau menyebabkan oksidasi yang lebih lanjut. Xantone bertindak sebagai antioksidan primer yang bereaksi dengan radikal bebas dengan menyumbangkan ion hidrogen (Zarena dan Sankar, 2009). Selain sebagai antioksidan kandungan senyawa bioaktif kulit manggis juga memiliki banyak fungsi farmologis lainnya, diantaranya anti inflamasi, anti jamur, anti virus (Jinsart et al.,1992).
Mekanisme antioksidan dan anti bakteri zat additif yang terkandung dalam kulit manggis diduga mampu memperbaiki struktur vili – vili usus dalam proses penyerapan. Anti bakteri tanaman herbal mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen dalam usus (Velmurugan dan Citarasu, 2010). Kellems dan Churt (2010) menambah stimulasi additif pakan sebagai promotor efisiensi performa, dimana additif pakan membawa perubahan dalam saluran pencernaan yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan dalam saluran pencernaan yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan dan efisiensi pakan.
Berikut ini Admin bagikan Contoh Proposal Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Extrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Sebagai Additive Untuk Meningkatkan Produktivitas Broiler Menggunakan Teknologi “Effervescent”
Dapatkan Master File Microsoft Word melalui link berikut ini:
Terima Kasih Telah Berkunjung, Share Contoh Proposal dari GaleriProposal.Com kepada teman-teman atau Rekan Kerja Anda.
Posting Komentar